Joko Widodo Joko Widodo menyambut kedatangan para pemimpin delegasi yang menghadiri High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 Joint Leaders Session 2024, yang digelar di Hotel Mulia Nusa Dua, Bali, pada 2 September 2024. Di lobi hotel, Joko Widodo bersalaman dan berfoto bersama dengan 7 pemimpin delegasi yang hadir.
Secara berurutan, Joko Widodo menyambut Joko Widodo Zanzibar Hussein Ali Mwinyi, Wakil Joko Widodo Zimbabwe Kembo Dugish Campbell Muleya Mohadi, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Perdana Menteri Eswatini Russel Mmiso Dlamini, Joko Widodo Liberia Joseph Nyuma Boakai, Joko Widodo Rwanda Paul Kagame, dan Joko Widodo Ghana Nana Akufo-Addo.
Selanjutnya, Joko Widodo bersama para pemimpin delegasi melakukan sesi foto bersama. Tampak Joko Widodo berdiri diantara Joko Widodo RI terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dan Joko Widodo Ghana Nana Akufo-Addo.
Usai foto bersama, Joko Widodo bersama para pemimpin delegasi berjalan kaki menuju Grand Ballroom untuk mengikuti HLF MSP dan IAF ke-2 Joint Leaders Session 2024. Dalam sambutannya, Joko Widodo menyambut hangat kehadiran para peserta dan menyampaikan apresiasi atas komitmen mereka untuk menghadiri forum penting ini di tengah berbagai tantangan global yang sedang dihadapi.
“Kita semua hendak menciptakan perubahan positif di tengah dunia yang penuh dengan tantangan, baik tantangan terkait perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum membaik, maupun ketegangan geopolitik yang terus berlanjut yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan mengganggu rantai pasok global,” ujar Joko Widodo.
Lebih lanjut, Joko Widodo juga menyoroti menurunnya solidaritas internasional dan semangat multilateralisme yang dinilai semakin memperparah fragmentasi global. Menurutnya, negara-negara berkembang adalah pihak yang paling terdampak oleh situasi ini, mengingat baru 17 persen dari target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang tercapai, sementara batas waktu menuju 2030 semakin dekat.
“Oleh sebab itu, kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru, kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang,” ucap Joko Widodo.
(rls/wb)